Industri Kerajinan Kayu Yogyakarta

Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki peran penting untuk membantu perekonomian daerah. Menurut BCIG (2016) , IKM berkontribusi sebesar 99,95% dari jumlah enterprises di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa IKM memiliki peluang yang cukup besar untuk membantu menggerakkan perekonomian negara dengan produksinya. Akan tetapi pada kenyataannya, produktivitas IKM pada umumnya masih tergolong rendah. Pengendalian produksi dari segi permesinan, jumlah pekerja , penjadwalan kerja , dll , belum dilakukan dengan baik. Sehingga produktivitas yang dicapai belum optimal.

Berdasarkan masalah tersebut, kami bekerja sama dengan salah satu IKM di Yogyakarta untuk melakukan analisis permasalahan yang ada pada IKM mitra dengan memodelkan permasalahan yang ada pada IKM mitra. Model tersebut kemudian akan digunakan untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk dapat diterapkan pada IKM mitra dengan harapan rekomendasi yang kami tawarkan dapat diterapkan dan mampu memperbaiki produktivitas dari IKM mitra.

IKM yang dilihat adalah Bangkit Gallery. Bangkit Gallery berdiri sejak tahun 1992 di bidang kerajinan kayu dengan produk unggulan saat ini tempat buah yang terbuat dari akar pohon kayu jati yang dipecah la lu di desain. Selain itu IKM ini juga menerima orderan berbagai macam bentuk kerajinan kayu dari customer. Bapak Sulawi mencari bahan dasar dariĀ  wilayah Gunung Kidul. Kapasitas produksi untuk yang model sederhana berjumlah sekitar 500-700 unit per bulan, sedangkan untuk produksi yang model rumit Bapak Sulawi ini mampu membuat sekitar 200-300 unit per bulan. Bapak Sulawi ini memasarkan secara lokal dan ekspor meliputi Amerika, Australia, Thailand, dan Benua Eropa.

Selanjutnya, dilihat proses dalam pembuatan ukiran kayu. Kemudian didapatkan flowchart pembuatan sebagai berikut:

 

Sistem tersebut kemudian dianalisis untuk diketahui proses yang mempunyai waktu terlama, dan diketahui dari simulasi yang dilakukan di flexsim jika proses tersebut banyak mengalami bottleneck. Dari hasil analisis dan simulasi maka ditemukan jika proses yang terlama adalah proses pemotongan pola dan proses pemahatan. Untuk memperbaiki permasalahan pada system tersebut maka dilakukan improvement pada system tersebut.

Terdapat 3 simulasi improvement yang dilakukan, yaitu

  1. Skenario 1 yaitu menambah 1 mesin pemotongan dan 1 mesin gergaji
  2. Skenario 2 yaitu menambah 1 mesin pemotongan, 1 mesin gergaji dan 1 mesin pahat
  3. Skenario 3 yaitu menambah 2 mesin pemotongan, 1 mesin gergaji dan 1 mesin pahat.

Dari ketiga scenario tersebut, maka didapatkan bahwa simulasi terbaik yang dapat meningkatkan output produksi IKM Bangkit Gallery dengan optimal adalah solusi ketiga, dimana jumlah outputnya adalah lebih dari 2 kali lipat. Dengan demikian maka dilakukan analisis kelayakan terhadap solusi tersebut, agar solusi yang ditawarkan benar-benar layak dan mampu diterapkan pada IKM tersebut. Didapatkan bahwa B/C ratio untuk analisis tersebut adalah 1,4 yang berarti solusi tersebut feasible untuk dilakukan.

Sehingga didapatkan solusi untuk IKM Bangkit Gallery agar dapat meningkatkan produktivitas dengan cara melakukan penambahan 2 mesin potong, 1 mesin gergaji dan 1 mesin pahat, serta 1 pekerja pada masing-masing proses yang ditambahkan tersebut.